TINGGIAN MANA/HEBAT MANA/AMPUHAN MANA??? ILMU GEDUG SAYYIDINA ALI DENGAN HIZIB YAASIIIN??

TINGGIAN MANA/ HEBAT MANA/AMPUHAN MANA??? ILMU GEDUG SAYYIDINA ALI DENGAN HIZIB YAASIIIN??

Pertanyaan tersebut sudah Pernah saya Jawab dalam Acara Gemblengan Malam 1 Suro/Muharram kemaren...Tetapi karena yang tau hanya Para Santri dan Jama'ah yang hadir serta Jama'ah yang terdekat dengan saya saja yang sudah mengerti dan paham dengan dua ilmu tersebut (Ilmu Gedug Sayyidina Ali & Hizib Yaasiiin).Oleh sebab itu biar tidak ada pertanyaan yang sama lagi dan agar Jawaban saya ini menjadi PENGETAHUAN BERSAMA maka saya akan Jawab dalam Kesempatan ini secara Umum...Kalau bicara Ilmu Gedug Sayyidina Ali dan Hizib Yaasiiin tentu kita bicara Soal Ilmu Kesaktian atau Ilmu Keselamatan...Kedua ilmu ini semua Sama-Sama Tajrib dan Sudah terbukti Namun Kalau Kita Perhatikan secara seksama...dari Susunan Bahasanya...dari Sejarahnya...Baik Ilmu Gedug Sayyidina Ali yang sudah saya buka dibalik Asma' Malaikat Rajahnya (Terkenal Asma' Rajah Anti Rayab Bukan Asma' Malaikat Rajah)...Sejarahnya...Versinya...Varian Bacaannya yang dari 1-7 baik itu Versi Banten dan Jawa Timur sudah saya KUPAS TUNTAS DI GEMBLENGAN KHOS MALAM SATU SURO/MUHARRAM dan dari PENJELASAN TERSEBUT bisa kita tarik Kesimpulan bahwa Ilmu Gedug Sayyidina Ali bukan Satu-satunya Ilmu Kesaktian yang bisa kita handalkan...dan bukan Tingkat Tinggi atau Tingkat Akhir Namun masih banyak diatasnya lagi...Nah salah satunya adalah HIZIB YAASIIIN...Hizib Yaasiiin ini jelas lebih Tinggi,kenapa demikian?? Karena dalam PEMBUKTIAN/TAJRIBAN Ilmu Gedug Sayyidina Ali Tingkat 1 nya jika ditambahin HIZIB YAASIIIN sudah bisa TAJRIB hingga Anti Cukur (2 sisi/Gunting) seperti Video yang sudah pernah saya Uploud di FB & Youtub.Untuk sampai TAHAP ANTI CUKUR tidak semudah MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN butuh KEYAKINAN YANG KUAT SERTA PENGUASAAN ILMU YANG SANGAT MATANG.Ada yang membuat ILMU YANG SEBENARNYA TAJRIB jadi tidak TAJRIB atau BELUM TAJRIB itu bukan disebabkan karena Guru yag salah...atau ILMU yang salah dan Bukan PULA diri kita yang mengamalkan itu SALAH hanya saja KITA LUPA bahwa KETAJRIBAN SUATU ILMU BUKAN DIUKUR DENGAN KETAJRIBAN YANG DILAKUKAN TANPA DIDASARI SUATU KEADAAN YANG BENAR-BENAR MEMBUTUHKAN SEPERTI HALNYA DALAM MEDAN PERTEMPURAN ATAU DISAAT NYAWA TERANCAM.Yang terpenting adalah KEISTIQOMAHAN DAN KEIKHLASAN DALAM PENGAMALAN SUATU KEILMUAN.TIDAK ADA JAMINAN SUATU ILMU YANG BISA DITES/DIUJI COBA/DITAJRIB LALU ANDA SELAMAT DI JALAN...SELAMAT DIKROYOK...SELAMAT DIMASSA...SELAMAT DITEMBAK...SELAMAT DARI LEDAKKAN BOM...SELAMAT DARI KECELAKAAN...SELAMAT DARI MUSIBAH/BENCANA TANPA ADANYA PERTOLONGANNYA ALLOH DAN TANPA KASIH SAYANGNYA ALLOH Jadi KESIMPULANNYA jangan BANGGA DISAAT ILMU ITU BISA DITAJRIB...DAN JANGAN BURUK SANGKA Jika ILMU BELUM BISA DITAJRIB.Terus BELAJAR...BELAJAR DAN BELAJAR...Agar kita MAKIN BIJAK DALAM BERSIKAP.